Sebuah surat kabar memuat wajah seorang wanita muda dengan wajah marah dan bermusuhan. Dibawah tulisan itu tertulis ucapan ibunya, "Saya ingin orang-orang tahu bahwa dia adalah orang yang baik."
Perempuan itu dipenjara bersama suaminya karena dituduh menculik dan membunuh seseorang penjual mobil. Kemudian mereka mencuri mobil pick up terbaru untuk melarikan diri.
Ibunya mengenal dia sebagai perempuan pekerja keras dan orangtua yang penuh pengabdian, yang menjadi sahabat terbaik baginya dan mereka sering berbagi cerita berdua. Namun para pembeli surat kabar mengenalnya sebagai pencuri, pecandu narkoba dan kaki tangan pembunuh.
Sebelum dicobai dan diuji dalam api, kita tidak akan tahu apakah kita orang baik atau bukan. Seringkali, kita kecewa dengan diri sendiri ketika tahu siapa sebenarnya diri kita. Namun ada sebuah pelajaran yang perlu Anda teladani dari Petrus. Ketika dia menyangkal Yesus tiga kali, pasti Petrus sangat kecewa. Namun dia bertobat dan datang kembali pada Yesus. Dalam Lukas 22:62 menulis, "Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya."
Petrus kecewa dan sedih pada dirinya, namun dia tidak berhenti sampai disitu. Dia bangkit kembali, dan di awal Kisah Para Rasul Petrus membuktikan kembali siapa dirinya. Dia bersaksi dan membawa ribuan jiwa kepada Kristus.
Kadang Allah membawa kita melalui pelajaran yang menyakitkan agar kita mengetahui siapa diri kita. Dan apa yang bukan diri kita. Agar kita dapat melihat kesetiaan kita yang bukan pada tempatnya... keinginan kita yang bukan main banyaknya... pendapat kita yang gila-gilaan... ketakutan kita... angan-angan kita yang kukuh... kecemburuan... kemarahan... sifat pengecut... kekikiran... keserakahan kita... kecenderungan kita untuk berbohong... sifat materialistis... kemampuan kita dalam menghancurkan... kecongkakan kita... dan banyak lagi hal lainnya.
Bila kita buta terhadap sifat dosa kita, kawah beruap dari dosa kesombongan yang jahat yang terpendam di dasar hati kita, maka kabar injil akan menjadi seperti omong kosong bagi kita. Kebaikan Allah tampak tidak ada hubungannya. Sampai kita terpojok di sudut yang kotor. Sampai ada tusukan kebenaran yang menyadarkan kita. Seorang pasien harus tahu bahwa penyakitnya akan membawa kepada kematian sebelum dia mampu menghargai kemampuan dokternya.
Kadang banyak orang merasa dirinya baik bahkan lebih baik daripada orang lain. Meskipun itu tidak pernah dikatakan, namun tindakannya seringkali menceritakan hal itu. Namun diberkatilah orang yang tahu bahwa dirinya tidak baik. Dia yang bersandar kepada Tuhan.
Kita tidak bisa menjadi baik tanpa Tuhan. Kecenderungan manusia adalah berbuah jahat, dan benih kebaikan itu hanya Anda dapat dari Tuhan. Jika Anda ingin berbuat baik dengan segenap hati, itu karena ada dorongan Roh Kudus dalam hati Anda.
Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal! Mazmur 139:23-24
Sumber : Allah Itu Baik Senantiasa; Janet Chester Bly; Metanoia